Pertamina Tunda Pembangunan Proyek Kilang Bontang, Alasannya?

- Pewarta

Selasa, 30 Juni 2020 - 03:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adilmakmur.co.id, Jakarta – PT Pertamina (Persero) menunda pembangunan proyek kilang Bontang dan menghapus proyek tersebut dari daftar proyek pembangunan kilang.

Upaya itu dilakukanl setelah Pertamina tidak melanjutkan kerja sama dengan perusahaan migas asal Oman, Oman Overseas Oil and Gas (OOG).

Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, perusahaan akan membangun enam kilang. Namun setelah perhitungan panjang, perusahaan memutuskan untuk menunda pembangunan Kilang Bontang.

“Sebelumnya ada enam kan, empat upgrade dan dua bangun baru. Ini kita koreksi. Kita hanya bangun 1 kilang baru dengan upgrade 4 kilang existing,” ujar Nicke melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/6/2020). 

Nicke menuturkan, penundaan pembangunan kilang Bontang berdasarkan hitung hitungan perusahaan atas pertumbuhan permintaan atau demand.

Ia menegaskan, dengan melihat pertumbuhan permintaan maka perusahaan menilai untuk bisa lebih fokus ke pengembangan empat proyek kilang saja.

“Bontang kita tidak lanjutkan, dengan OOG kan juga mundur juga kan. Jadi ini sesuai demand yang ada. Kita bangun nggak cuman kilang, tapi integrasi juga sama petrochemical,” ujar Nicke.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut ini pilihan yang bagus.

“Bagus kan sudah terpilih pasti yang terpilih dari yang terbaik,” katanya.

Arifin mengatakan tugas penting Pertamina saat ini adalah membangun kilang. Dan untuk mencapai tugas tersebut diperlukan kerja keras pihak Pertamina.

“Untuk mencapai tugas itu harus kerja keras. Pertamina ya bangun kilang tugas penting,” imbuhnya. (inf)

Berita Terkait

Akses Dana Bergulir untuk Kalangan Koperasi Dapat Dorongan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM
Menkeu Sri Mulyani Bertemu Bilateral dengan Presiden European Investment Bank, Ini yang Dibahas
Tergabung Sebagai Anggota Penuh FATF, Menkeu Sampaikan Komitmen Indonesia Perangi Kejahatan Keuangan
Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia
Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham, Eskalasi Geopolitik Iran – Israel
Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
BI Ungkap Alasan Posisi Cadangan Devisa Turun, Termasuk Ketidakpastian Pasar Keuangan Global
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 09:47 WIB

Akses Dana Bergulir untuk Kalangan Koperasi Dapat Dorongan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM

Selasa, 23 April 2024 - 14:29 WIB

Menkeu Sri Mulyani Bertemu Bilateral dengan Presiden European Investment Bank, Ini yang Dibahas

Kamis, 18 April 2024 - 09:02 WIB

Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia

Rabu, 17 April 2024 - 09:31 WIB

Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham, Eskalasi Geopolitik Iran – Israel

Rabu, 17 April 2024 - 08:32 WIB

Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Minggu, 14 April 2024 - 13:18 WIB

Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Sabtu, 6 April 2024 - 11:40 WIB

BI Ungkap Alasan Posisi Cadangan Devisa Turun, Termasuk Ketidakpastian Pasar Keuangan Global

Rabu, 3 April 2024 - 10:20 WIB

Beli Gabah Petani Rp6.000 per Kg, Badan Pangan Nasional Bererlakukan Fleksibilitas Perum Bulog

Berita Terbaru