Bisnis Base Metal ZINC Cetak Untung di 2019

- Pewarta

Rabu, 3 Juni 2020 - 03:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adilmakmur.co.id, Jakarta – PT Kapuas Prima Coal Tbk (“ZINC”), Emiten yang bergerak di bidang pertambangan logam dasar (base metal) di Indonesia, mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2019. Per Desember 2019, ZINC berhasil mencatat penjualan sebesar Rp885,1 miliar, atau naik 17,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp754,5 miliar. Sementara laba kotor naik 45,4% yoy menjadi Rp394,9 miliar dan laba bersih melambung 62,3% yoy menjadi Rp178,8 miliar. Dengan demikian, aset Perseroan di tahun 2019 ditutup pada Rp1,4 triliun, naik 8,5% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp1,3 triliun. Direktur Utama ZINC Harjanto Widjaja mengatakan bahwa pencapaian tersebut tak terlepas dari meningkatnya hasil produksi logam dasar Perseroan melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sepanjang tahun 2019, ZINC memproduksi ore sebesar 476.000 ton. Produksi tersebut meningkat 39,4% year on year (yoy). Realisasi ini juga melebihi target yang dicanangkan sebesar 450.000 ton. “Untuk tahun ini, ZINC menargetkan produksi ore sebesar 600.000 ton. Jumlah ini di atas realisasi produksi ore perusahaan di tahun lalu sebesar 476.000 ton. Kami juga mentargetkan penjualan sebesar US$ 50-80 juta untuk produk konsentrat seng dan timbal, namun dikarenakan banyaknya faktor yang berdampak pada ketidakpastian dalam perekonomian Indonesia dan global, kami akan lihat dampaknya lebih jauh setelah bulan Juni terhadap target tahun ini.” Sebelumnya, menanggapi sentimen penyebaran virus corona atau Covid-19 yang saat ini tengah merebak, Direktur ZINC Hendra Susanto William menyatakan telah melakukan beberapa langkah antisipasi. Perseroan telah melakukan langkah preventif sejak bulan Januari 2020. “Kami telah menghentikan semua lalu lintas pekerja yang masuk dari Tiongkok sejak Januari untuk kembali bekerja di lokasi, mengingat risiko yang mungkin mereka timbulkan pada pekerja lain. Selain itu, kami juga membangun ruang isolasi di klinik medis di lokasi penambangan dan pelabuhan serta membeli vitamin, persediaan, dan obat-obatan untuk memenuhi ketersediaan bagi karyawan dan keluarga mereka di lokasi penambangan.” Hendra menambahkan, saat ini ZINC sedang fokus pada bisnis inti, sambil menunggu pandemi stabil sebelum memulai beberapa proyek yang sedang berjalan. Adapun proyek ZINC yang sedang berjalan saat ini diantaranya proyek smelter pemurnian timbal dan pemurnian seng ZINC. Smelter pemurnian timbal milik Perseroan saat ini akan masuk ke tahap commisioning. “Jika smelter timbal kami sudah melewati tahap commisioning, kemudian tahap berikutnya adalah uji coba produksi secara komersial. Rencananya, smelter pemurnian timbal ZINC memiliki kapasitas sebesar 20.000 ton bullion per tahun. Ketika beroperasi nanti, smelter ini akan menjadi smelter pemurnian timbal pertama di Indonesia.” Hendra melanjutkan, “Terkait dengan kinerja perusahaan selama kuartal pertama tahun 2020 ini, sentimen COVID-19 membuat harga global komoditas seng (Zn), timbal (Pb), dan perak (Ag) turun. Namun penurunan ini kami prediksi tidak terlalu berpengaruh karena ZINC sudah mengamankan kontrak penjualan hingga bulan Juni 2020 sekitar 35.000 ton logam. Dari kontrak penjualan tersebut, sebanyak 24.000 ton merupakan penjualan konsentrat seng dan sekitar 10.500 ton timbal dan perak,” tutupnya. PT Kapuas Prima Coal Tbk sendiri merupakan perusahaan tambang yang telah beroperasi sejak tahun 2005 di Kalimantan Tengah. Dari hasil eksplorasi terakhir yang dilakukan perusahaan, ditemukan base metal yakni Galena (PbS) dengan potensi Seng (Zn) dan Timbal (Pb), yang mana dalam konsentrat Timbal (Pb) terdapat pula potensi kandungan Perak (Ag), Emas (Au), dan Tembaga (Cu). Sejak go public pada Oktober 2017, perusahaan menjadi satu-satunya perusahaan publik diIndonesia yang mengeksplorasi Galena (PbS) untuk dijadikan konsentrat Seng (kpc)

Berita Terkait

Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia
Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham, Eskalasi Geopolitik Iran – Israel
Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
BI Ungkap Alasan Posisi Cadangan Devisa Turun, Termasuk Ketidakpastian Pasar Keuangan Global
Beli Gabah Petani Rp6.000 per Kg, Badan Pangan Nasional Bererlakukan Fleksibilitas Perum Bulog
OJK Sanksi Administratif Terhadap 20 Perusahaan Pembiayaan, 6 Modal Ventura, dan 10 Peer Lending
Diskusi Perlindungan Konsumen: PROPAMI dan OJK Bahas Langkah-langkah Kolaboratif
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 18 April 2024 - 09:02 WIB

Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia

Rabu, 17 April 2024 - 09:31 WIB

Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham, Eskalasi Geopolitik Iran – Israel

Rabu, 17 April 2024 - 08:32 WIB

Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Sabtu, 6 April 2024 - 11:40 WIB

BI Ungkap Alasan Posisi Cadangan Devisa Turun, Termasuk Ketidakpastian Pasar Keuangan Global

Rabu, 3 April 2024 - 10:20 WIB

Beli Gabah Petani Rp6.000 per Kg, Badan Pangan Nasional Bererlakukan Fleksibilitas Perum Bulog

Rabu, 3 April 2024 - 09:05 WIB

OJK Sanksi Administratif Terhadap 20 Perusahaan Pembiayaan, 6 Modal Ventura, dan 10 Peer Lending

Selasa, 5 Maret 2024 - 22:08 WIB

Diskusi Perlindungan Konsumen: PROPAMI dan OJK Bahas Langkah-langkah Kolaboratif

Selasa, 5 Maret 2024 - 16:51 WIB

Calon Presiden Prabowo Subianto Ingin Pemerintahannya Fokus ke Lapangan Kerja dan Efisiensu

Berita Terbaru