Adilmakmur.co.id, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai sejumlah Anggota Komisi IV DPR RI sudah cukup baik dalam menghasilkan ketahanan pangan selama 3 bulan Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 ini. Pasalnya selama pandemi melanda Tanah Air, sejumlah kebutuhan pangan mudah diperoleh masyarakat di setiap pasar.
Anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari menuturkan, secara umum Kementan sudah berusaha maksimal menjaga produksi pertanian, meski mengalami pemotongan anggaran yang cukup besar. Namun, ia memberikan masukan terkait perlunya political will yang kuat untuk mendorong kedaulatan pangan ini di tengah ketidakpastian kapan wabah Covid-19 ini selesai.
“Sedikit memberikan masukan, diperlukan grand strategy untuk political will yang kuat sehingga mendorong kedaulatan pangan ini. Litbang (Penelitian dan Pengembangan) dan SDM pertanian juga sangat penting dengan bioteknologi yang dihasilkan, meskipun dalam kondisi anggaran kurang,” ungkap Endang saat Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta Senin (23/6/2020).
Menurut politisi Partai Gerindra itu, ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 ini tak lepas dari tingginya serapan anggaran di tahun 2019 lalu. Adapun Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam kesempatan Raker ini mengungkapkan bahwa realisasi anggaran dari Bulan Januari hingga akhir Desember 2019 sebesar Rp 19,42 triliun atau 88,97 persen dari pagu sebesar Rp 21,83 triliun. Realisasi anggaran tertinggi di Badan Karantina Pertanian yang mencapai 99,18 persen.
Baca Juga:
Soal Narasi Jokowi Usulkan Mensesneg Pratikno Masuk Kabinet Prabowo – Gibran, Istana Beri Penjelasan
Kemudian diikuti Sekretariat Jenderal 98,37 persen dan Badan Ketahanan Pangan mencapai 97,05 persen. Capaian tersebut memperlihatkan bahwa kinerja pengembangan komoditas pangan khusus padi cukup bagus. Hal itu juga tercermin dari jumlah produksi padi yang hingga akhir Desember 2019 sebesar 54,6 juta ton GKG (gabah kering giling), atau setara 31,31 juta ton beras dan ada surplus sebesar 1,53 juta ton. (dpr)