Corona Tekankan Pertumbuhan Ekonomi China Jadi 3,5%

- Pewarta

Kamis, 20 Februari 2020 - 02:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adilmakmur.co.id, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I-2020 dapat turun ke level 3,5%. Itu mungkin terjadi jika penyebaran virus corona baru yang mematikan tidak segera ditangani, sehingga menghambat pemulihan produksi manufaktur ke tingkat normal.

Demikian menurut analis Morgan Stanley dalam laporan yang diterbitkan pada Rabu (19/2/2020).

Sebagaimana diketahui, akibat wabah virus mirip SARS ini, pemerintah China telah mengkarantina sebagian besar kotanya demi mencegah penyebaran lebih lanjut virus. Namun, dampak buruk malah muncul di sektor manufaktur negara.

Akibat penutupan kota-kota itu, aktivitas manufaktur di negeri Tirai Bambu belum sepenuhnya normal meskipun sudah mulai beroperasi kembali beberapa pekan ini. Berdasarkan pengecekan oleh analis Morgan Stanley, produksi baru mencapai 30% hingga 50% dari level normal pada pekan lalu.

Analis memperkirakan, produksi manufaktur di China akan mencapai 60% hingga 80% dari tingkat biasanya pada akhir bulan ini, dan akan kembali normal pada pertengahan hingga akhir Maret.

“Berdasarkan bukti bahwa kegiatan produksi saat ini kembali pada kecepatan yang sangat bertahap, kami berpikir bahwa situasi saat ini akan lebih sesuai dengan skenario ‘normalisasi bertahap’,” tulis para analis dalam laporan tersebut, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

Namun tetap, semua itu tergantung pada perkembangan wabah virus corona ke depannya, tambahnya.

“Mengingat ketidakpastian seputar penyebaran virus, kami mengamati risiko transisi ke skenario ‘gangguan yang berkepanjangan’,” tambah mereka.

Analis juga memperkirakan akan ada dampak wabah itu pada pertumbuhan global. Namun, para analis mengatakan dampaknya pada pertumbuhan global hanya untuk jangka pendek.

“Kami memproyeksikan bahwa, setelah efek gangguan memudar, ekonomi global akan menerima lonjakan (bouncing) ketika perusahaan bergerak untuk melanjutkan produksi dan bahwa itu akan menerima dorongan karena tingkat persediaan kembali ke tingkat normal setelah terhenti selama ada gangguan,” tulis mereka dalam laporan tersebut.

Sebagaimana diketahui, wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang di dunia, telah menghancurkan ekonomi China. Negara itu tidak hanya harus mengalami gangguan produksi, tapi juga harus mengeluarkan banyak dana untuk menanggulangi wabah yang berpusat di kota Wuhan provinsi Hubei itu.

Terlebih lagi, sektor wisata negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut juga ikut terdampak oleh cepatnya penyebaran virus. Per hari ini, virus corona telah menyebar ke 27 negara dan menjangkiti hampir 75.000 orang di seluruh dunia.

Untuk meminimalisir dampak wabah pada ekonomi, Morgan Stanley mengatakan pemerintah China bisa memangkas suku bunga lebih lanjut dan memberikan pembebasan pajak untuk sektor-sektor yang terkena dampak.

Sementara untuk negara-negara Asia lainnya yang juga terdampak, lembaga tersebut mengatakan mereka juga bisa menggunakan langkah-langkah kebijakan tersebut.

“Itu akan membantu ekonomi mereka pulih setelah wabah virus reda,” kata para analis. (ang)

Berita Terkait

Donald Trump Dituding Tidak Punya Rencana untuk Mendistribusikan Vaksin Covid
Malaysia Juga Kembali Lakukan Kegiatan untuk Memperketat Batasan Pergerakan
Massa Pro Donald Trump Rusuh dan Anarkis di Gedung Capitol, 4 Orang Tewas
Ya Ampun Kok Bisa, Drone Diduga Milik China Masuki Teritori Indonesia
Ternyata Ini, Kemenhan Angkat Bicara Soal Temuan Drone Bawah Laut
Amerika Berikan Pengakuan Kedaulatan Maroko Atas Wilayah Sahara Barat
Pidato Lengkap Kemenangan Presiden ke-46 Amerika Serikat
Pemilihan Presiden Amerika Serikat Resmi Dimenangkan Joe Biden
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 25 Januari 2021 - 01:42 WIB

Donald Trump Dituding Tidak Punya Rencana untuk Mendistribusikan Vaksin Covid

Selasa, 12 Januari 2021 - 09:04 WIB

Malaysia Juga Kembali Lakukan Kegiatan untuk Memperketat Batasan Pergerakan

Kamis, 7 Januari 2021 - 09:45 WIB

Massa Pro Donald Trump Rusuh dan Anarkis di Gedung Capitol, 4 Orang Tewas

Selasa, 5 Januari 2021 - 09:51 WIB

Ya Ampun Kok Bisa, Drone Diduga Milik China Masuki Teritori Indonesia

Selasa, 5 Januari 2021 - 07:02 WIB

Ternyata Ini, Kemenhan Angkat Bicara Soal Temuan Drone Bawah Laut

Selasa, 22 Desember 2020 - 08:39 WIB

Amerika Berikan Pengakuan Kedaulatan Maroko Atas Wilayah Sahara Barat

Senin, 9 November 2020 - 01:46 WIB

Pidato Lengkap Kemenangan Presiden ke-46 Amerika Serikat

Minggu, 8 November 2020 - 11:36 WIB

Pemilihan Presiden Amerika Serikat Resmi Dimenangkan Joe Biden

Berita Terbaru