Adilmakmur.co.id, Jakarta – Pemerintah diminta mencanangkan status tanggap darusat virus corona yang berasal dari China, karena telah mengancam sebagian negara di dunia.
Demikian disampaikan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran virus menjadi epidemi baru di Indonesia.
“Virus ini menjadi ancaman bagi Indonesia. Setidaknya untuk mencegah penyebarannya maka perlu dilakukan langkah preventif atau pencegahan,” ujar Jerry (27/1/2020).
Menurut Jerry, di Jepang semua toko-toko melarang turis China berbelanja, di Korea Utara penerbangan dari China ke Korea Utara ditutup. Alasannya, wisatawan China datang ke Indonesia pada tahun 2019 menurut BPS mencapai 176,334 ribu orang naik 73,01 persen.
Baca Juga:
Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia
Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
“Bagi saya ini langkah antisipatif yang jitu. Sampai Minggu, virus ini dilaporkan sudah menyebar ke sepuluh negara bahkan sampai ke Perancis dan Amerika Serikat (AS),” tuturnya.
Di China saja kata dia, sudah 80 orang meninggal dan 1610 sudah terkena virus tersebut.
“Kalau perlu pemerintah setidaknya mencanangkan status tanggap darurat bukan hanya bencana alam. Lantaran ini termasuk epidemi mematikan,” ujar Jerry.
Dirinya menyayangkan langkah lamban Kemenhub yang terlambat menutup penerbangan Indonesia.
Baca Juga:
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
“Perlu juga sosialisasi dampak dari virus corona ini kepada masyarakat. Karena ada pihak-pihak lain akan mengambil keuntungan dalam kasus ini.
Jery mengusulkan, untuk mengantisipasi tutup jalur penerbangan ke Wuhan. Kemenlu juga perlu mengecek keselamatan warga Indonesia khususnya mahasiswa yang saat ini tinggal di Wuhan.
“Jadi harus ada info lisan dan tulisan. Gunakan sosmed, televisi, Radio, media online sampai imbauan ke masyarakat melalui pengeras suara,” tegas peneliti kebijakan publik dari Amerika ini.
“Jangan pejabat baper ada yang berkomentar aman-aman saja. Itulah kelemahan kita seakan cuek dan setelah ada korban jiwa baru sadar. Memang untuk mengantisipasinya tutup jalur penerbangan ke Wuhan. Kemenlu juga perlu mengecek keselamatan warga Indonesia khususnya mahasiswa yang saat ini tinggal di Wuhan,” paparnya. (rpr)
Baca Juga:
Sebanyak 338 KK Terdampak Banjir Pesawaran, Lampung Akìɓàt Meluapnya Sungai Way Padang Ratu
VIDEO: Hari Kedua Lebaran, Prabowo Subianto Ucapkan Maaf Lahir Batin ke Rekan-rekan Media