Kaum Ngalor Ngidul di Era Digital

- Pewarta

Senin, 20 Januari 2020 - 06:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SALAH satu hobby kaum digital. Mungkin, doyan “ngalor ngidul”. Ngomong atau ngobrol tapi ngalor ngidul. Berbicara tentang segala hal. Apa saja dikomentari. Seolah-olah sudah ahlinya, seperti tahu banyak segala hal.

Istilah ‘ngalor ngidul’ tidak ada hubungannya dengan Laut Kidul. Ngalor ngidul, segala kejadian diomongin. Banjir diomongin, Jiwasraya dikomentarin, keraton agung sejagat dibahas. Segala arah mata angin pun bisa dibicarakan. Sebut saja, kaum ngalor ngidul.

Dulu, setahu saya yang suka ngalor ngidul itu. Mereka yang suka ngongkrong di warung kopi. Atau tukang ronda alias begadangan. Tapi zaman now, ngalor ngidul sudah jadi hobby. Apalagi pegiat media sosial, bisa jadi juara ngalor ngidul. Sesuatu yang sudah jelek makin dijelek-jelekin, Sesuatu yang bagus pun dijelek-jelekin. Sing ngalor ya ngalor, sing ngidul ya ngidul.

Saking doyan ngalor ngidul.

Orang zaman now, makin jauh dari realitas. Harapan kian bertentangan dengan kenyataan. Omongannya bertolak belakang dengan perilakunya. Komentarnya justru berselisih dengan kebiasaannya. Namanya “ngalor ngidul”.

Ada benarnya ungkapan “manusia butuh waktu dua tahun untuk belajar bicara, tetapi butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk belajar diam”. Biar tidak ngalor ngidul. Apalagi di media sosial. Semua orang terlalu gampang komentar tentang apapun. Biar semuanya viral, biar kawannya banyak yang komentarin. Hingga akhirnya, berita yang tidak benar alias bohong pun disebar-luaskan. Terdorong untuk segera men-sharing berita, sambil bertanya “ini benar gak ya?”.

Komentar atau omongan yang dibangun bukan atas ilmu dan keahlian. Maka wajar, akhirnya makin gaduh makin keruh suasananya. Komentar yang negatif, bikin dampak lebih buruk dan jauh dari solusi. Kaum ngalor ngidul.

Kaum ngalor ngidul itu sudah hilang sifat hati-hatinya. Gagal menahan diri bahkan gemar memperkeruh suasana. Mereka lupa, terlalu banyak bicara itu justru bisa mengeraskan hati. Lupa, bahwa lisan bisa berbuah petaka atau syarat masuk neraka.

Kaum ngalor ngidul lupa. Berita benar yang berdampak negatif saja tidak boleh asal-asalan menyebar-luaskan ke publik. Karena apapun, harus dupertimbangkan baik buruknya; cek maslahat atau mudarat.

Ngalor ngidul, memang tidak butuh orang kaya atau miskin. Orang pintar atau bodoh. Bahkan membuat rancu antara orang salah atau benar. Karena yang penting, kaum ngalor ngidul harus bicara, wajib komentar. Biar tenar, biar kesohor sekalipun tekor.

Maka jangan sampai hidup larut dalam ngalor ngidul. Karena bagusnya dunia itu justru ketika terpisah antara yang bagus dan jelek. Sebaliknya jeleknya dunia itu saat kita mencampur-adukkan antara bagus dan jelek.

Maka berhentilah ngalor ngidul. Seperti nasehat Nabi Muhammad SAW “Cukuplah sebagai bukti kedustaan seseorang bila ia menceritakan segala hal yang ia dengar.” (HR. Muslim).

Oleh : Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka.

Berita Terkait

Tingkatkan Kerja Sama Transfer Teknologi Pertahanan, Dubes Ceko Temui Menhan Prabowo Subianto
Jokowi Sudah Ucapkan Selamat kepada Prabowo Subianto Melalui Telpon Usai Menang Pilpres 2024
Jasasiaranpers.com dan Sapu Langit Media Center Ucapkan Selamat kepada Pasangan Prabowo – Gibran
Prabowo Subianto Tekankan akan Jadi Presiden untuk Seluruh Rakyat Indonesia Usai Resmi Terpilih Presiden
Prabowo Subianto Tinjau Pembangunan Gedung Istana Negara di IKN, Persiapan Jelang HUT RI
Hanyut Sejauh 15 Km di Bengawan Madiun, Tim Gabungan Temukan Jasad Pemuda Didik Nugroho
Amankan 326 Butir Ekstasi dan 9,6 Kg Sabu, Polda Jambi Temukan Modus Baru Peredaran Narkoba
Sudaryono Akhirnya Buka Suara Terkait Banjirnya Dukungan kepadanya untuk Maju di Pilgub Jawa Tengah
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 26 Maret 2024 - 09:16 WIB

Tingkatkan Kerja Sama Transfer Teknologi Pertahanan, Dubes Ceko Temui Menhan Prabowo Subianto

Kamis, 21 Maret 2024 - 15:34 WIB

Jasasiaranpers.com dan Sapu Langit Media Center Ucapkan Selamat kepada Pasangan Prabowo – Gibran

Kamis, 21 Maret 2024 - 10:44 WIB

Prabowo Subianto Tekankan akan Jadi Presiden untuk Seluruh Rakyat Indonesia Usai Resmi Terpilih Presiden

Senin, 18 Maret 2024 - 20:46 WIB

Prabowo Subianto Tinjau Pembangunan Gedung Istana Negara di IKN, Persiapan Jelang HUT RI

Senin, 18 Maret 2024 - 11:54 WIB

Hanyut Sejauh 15 Km di Bengawan Madiun, Tim Gabungan Temukan Jasad Pemuda Didik Nugroho

Selasa, 12 Maret 2024 - 16:33 WIB

Amankan 326 Butir Ekstasi dan 9,6 Kg Sabu, Polda Jambi Temukan Modus Baru Peredaran Narkoba

Senin, 11 Maret 2024 - 09:30 WIB

Sudaryono Akhirnya Buka Suara Terkait Banjirnya Dukungan kepadanya untuk Maju di Pilgub Jawa Tengah

Sabtu, 9 Maret 2024 - 13:19 WIB

Dugaan Investasi Fiktif, Menteri BUMN Erick Thohir Nonaktifkan Antonius Kosasih dari Jabatan Dirut PT Taspen

Berita Terbaru