Adilmakmur.co.id, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendorong lebih banyak ekspor ke Republik Rakyat China, setelah RI dan China menandatangani kerja sama jaminan keamanan produk ekspor dan impor perdagangan perikanan.

Menteri Edhy dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Kamis (28/11/2019), menyatakan Indonesia merupakan negara dengan potensi kelautan dan perikanan yang besar, tetapi Indonesia saat ini baru mengekspor beberapa jenis komoditas perikanan seperti cumi, lobster, rumput laut dan telur ikan terbang ke China.

Menurut dia, potensi perdagangan produk kelautan dan perikanan antara Indonesia dan China masih sangat besar.

Di satu sisi, lanjutnya, Indonesia memiliki begitu banyak produk kelautan dan perikanan. Sementara di sisi lainnya, China membutuhkan banyak komoditas kelautan dan perikanan untuk memenuhi kebutuhan pasarnya yang berpopulasi besar.

“Kami masih punya banyak peluang-peluang lain. Ada 629 perusahaan yang bisa melakukan ekspor produk perikanan ke Tiongkok,” ungkapnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga menyampaikan bahwa Indonesia terbuka untuk investasi di bidang industri perikanan.

Ia mengutarakan harapannya agar China dapat menjadi salah satu investor untuk mendorong industri perikanan di Indonesia. “Peluang bisnis perikanan di Indonesia juga masih sangat besar,” ucapnya.

Menteri Edhy mengatakan KKP akan terus membangun komunikasi yang baik dengan Pemerintah China.

Sebelumnya Indonesia dan China menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Jaminan Keamanan dalam Impor dan Ekspor Produk Akuatik di KKP Jakarta, Rabu (27/11).

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina dan Wakil Menteri Lembaga Bea Cukai China (GACC), Zhang Jiwen, serta disaksikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

Melalui penandatanganan kerja sama ini, Indonesia dan Tiongkok telah saling mengakui kesetaraan sistem jaminan mutu dan keamanan produk perikanan.

Ke depan, kedua negara juga akan berbagi informasi tentang ketentuan perundangan dan standardisasi; sistem inspeksi perkarantinaan; serta metodologi dan prosedur ekspor-impok produk akuatik. Selain itu, Indonesia dan Tiongkok juga akan bekerja sama dalam meningkatkan teknologi pada metodologi pengujian laboratorium.

Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri GACC Zhang Ziwen mengatakan Tiongkok merupakan konsumen produk laut yang terbesar di dunia. Pada tahun 2018, Tiongkok mengimpor lebih dari lima juta ton produk kelautan dan perikanan.

Berdasarkan data, neraca perdagangan Indonesia ke China pada 2018 mencapai surplus sebesar 580,58 juta dolar AS, dengan rincian nilai ekspor 675,98 juta dolar AS dan impor 95,39 juta dolar AS. (mrr)