Adilmakmur.co.id, Jakarta – Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) menegaskan bahwa arah politiknya ke depan adalah mendukung Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar.
“Kami sepakat mendukung Airlangga Hartarto untuk kembali menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar, keputusan ini adalah kesepakatan dari seluruh anggota yang tersebar di DPD I MKGR,” kata Ketua Umum DPP Ormas MKGR Roem Kono dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Dia menilai ada beberapa alasan mengapa MKGR mendukung Airlangga memimpin, yaitu selama kepemimpinannya, Airlangga mampu mengatasi berbagai persoalan dengan “tangan dingin”.
Menurut dia, di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar berhasil mencapai prestasi dengan menempati posisi kedua di DPR RI.
Baca Juga:
Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia
“Ini capaian luar biasa, bisa menduduki kursi kedua di parlemen. MKGR berkesimpulan bahwa kapabilitas dan kapasitas masih dibutuhkan Golkar,” ujarnya.
Roem Kono mengatakan MKGR sebagai salah satu ormas pendiri Partai Golkar, berpandangan pencapaian Partai Golkar yang meraih 85 kursi DPR secara nasional merupakan prestasi yang luar biasa.
Hal itu, menurut dia, di luar prediksi lembaga survei yang sejak awal menyebut Partai Golkar akan mengalami penurunan suara yang sangat signifikan pada Pemilu 2019.
“Saya kira ini suatu capaian yang sangat luar biasa, bisa menduduki suara atau kursi yang kedua di parlemen ini,” katanya.
Baca Juga:
Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Roem juga berharap ke depan peranan Partai Golkar dalam tatanan pemerintahan dan parlemen dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan untuk kepentingan rakyat yang lebih banyak.
Selain itu, dia juga menilai segala permasalahan yang dihadapi Partai Golkar saat ini adalah sebuah dinamika politik dan partai benar-benar menjalankan sistem demokrasi.
“Di Golkar, sistem demokrasi sangat terbuka, kami tidak seperti partai lain yang mempunyai ‘founding father’. Golkar seperti perusahaan terbuka, siapa pun bisa bicara meskipun kita akui terkadang kebablasan,” ujarnya. (ibs)