Adilmakmur.co.id, Jakarta – Analis politik dari Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai Golkar kurang mengakar yang ditandai dengan menurunnya perolehan kursi partai di DPR pada Pemilu 2019.
“Perolehan kursi Partai Golkar di DPR pada Pemilu 2014 sebanyak 91 kursi, namun pada Pemilu 2019 turun menjadi 85 kursi,” kata Pangi Syarwi Chaniago melalui telepon selulernya, di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Menurut Pangi Syarwi, menurunnya perolehan kursi Partai Golkar di DPR RI tidak terlepas dari kepemimpinan Airlangga Hartarto yang kurang mengakar. “Padahal, pasca-reformasi, Partai Golkar pernah menjadi pemenang pemilu tahun 2004,” katanya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini menambahkan, Airlangga dinilai tidak memiliki terobosan untuk menaikkan citra partai. “Ibarat kapal, jika Partai Golkar memiliki nakhoda yang bisa membawa kapal sesuai tujuan yang diharapkan masyarakat tentu akan berlayar cepat dan bisa menang,” ujarnya.
Baca Juga:
Inti dari Pembentukan Kopdes Merah Putih adalah Musyawarah Desa Khusus yang Libatkan Semua Elemen
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Namun, Partai Golkar yang memperoleh 17.229.789 suara atau12,31 persen dan setelah dikalkulasi menjadi 85 kursi DPR RI, memiliki kontribusi cukup besar terhadap kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pemilu 2019.
Menurut Pangi, ketua umum Partai Golkar ke depan harus mampu mengangkat marwah, martabat, dan wibawa Partai Golkar. “Partai Golkar yang dulunya sebagai partai besar tapi dalam dua kali pemilu terakhir, ketua umumnya tidak laku untuk diusung sebagai capres atau cawapres,” katanya.
Pangi juga mempertanyakan sampai kapan Partai Golkar akan menjadi tim sukses capres partai lain, padahal dalam sejarahnya pimpinan Partai Golkar dulu selalu maju menjadi capres. (riz)