Adilmakmur.co.id, Jakarta – Partai Demokrat masih enggan membeberkan arah politik barunya setelah koalisi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dinyatakan bubar pada Jumat (28/6/2019) lalu. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, belum mengetahui apakah bakal menjadi oposisi selama lima tahun ke depan, atau bergabung ke pemerintahan.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan mengatakan, saat ini pihaknya belum membicarakan apapun terkait nasib arah partai ke depannya. Hinca menyebut, akan menentukan nasib arah partai sampai dengan 10 Juli 2019, atau bertepatan setelah 40 hari kepergian Ani Yudhoyono.
“Partai Demokrat masih berduka sampai nanti tanggal 10 Juli. Setelah itu, kami akan sampaikan bagaimana sikap Partai Demokrat. Sekarang masih internal dulu,” kata Hinca saat menghadiri rapat pleno penetapan presiden dan wakil presiden terpilih di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019).
Dia mengatakan, persoalan arah politik itu nantinya akan dibahas melalui tingkatan majelis mahkamah partai bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat, SBY. Setelah melalui rapat itu, baru akan diputuskan arah partai berlambang mercy tersebut.
Baca Juga:
Inilah Reaksi yang Dilakukan Jepang Setelah Tahu Indonesia Mampu 3 Kali Tanam Padi dalam Setahun
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
KPK Sita 26 Kendaraaan dalam Kasus Korupsi pada Bank BJB, Termasuk 2 Kendaraan Ridwan Kamil
“Nanti majelis tinggi partai yang akan menyampaikan keputusannya,” terangnya.
Ketika disinggung awak media soal kabar bahwa Putra Sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono ditawarkan jatah menteri, dia enggan berpolemik terlebih dahulu. Hinca bilang, presiden yang terpilih harus mau memperjuangkan 14 prioritas yang selama ini diperjuangkan oleh Demokrat.
“Kami senang jika presiden terpilih senang program itu,” tukasnya.
Sebagai informasi, sampai saat ini, hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah terang-terangan untuk menjadi oposisi untuk pemerintahan 5 tahun mendatang. Sedangkan Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) belum memberikan sikap tegas soal arah politik usai pilpres 2019. (*)