Pasca Pilpres 2019, Kursi Pimpinan MPR Bakal Jadi Rebutan

- Pewarta

Selasa, 18 Juni 2019 - 03:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota MPR RI, Firman Subagyo.

Anggota MPR RI, Firman Subagyo.

Adilmakmur.co.id, Jakarta – Anggota MPR RI, Firman Subagyo, menilai konsolidasi politik di MPR menjadi sangat penting, sebab akan menentukan dalam pengawalan konstitusi.

“Apabila Presiden atau Wakil Presiden berhalangan tetap, maka MPR-lah yang memilih mereka,” ucap Firman Subagyo dalam diskusi bertema ‘Konsolidasi Parpol di Parlemen Pasca-Pemilu 2019’ di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019).

Firman melontarkan pernyataan itu, mengingat perebutan kekuasaan yang tersisa pasca Pemilu 2019 adalah kursi pimpinan MPR. Pemilihan pimpinan lembaga parlemen itu, dilakukan melalui pemilihan melalui sistem paket pimpinan yang diajukan koalisi partai. Sedangkan penentuan pimpinan DPR dipilih melalui sistem proporsional berdasarkan perolehan kursi terbanyak partai dalam pemilu.

Menurut politisi Partai Golkar ini, komposisi pimpinan MPR, akan menjadi strategis apabila dikaitkan dengan kondisi presiden atau wakil presiden berhalangan tetap atau mangkat, sebab melalui MPR-lah partai politik bermain dalam kepentingannya bukan di DPR.

“Karena saya yakin, bahwa dari dua koalisi (Koalisi Indonesia Kerja dan Koalisi Adil Makmur) menginginkan menunggu durian runtuh bilamana suatu saat mungkin presiden dan wakilnya itu mangkat. Maka mereka akan mengusulkan untuk siapa yang menjadi pengganti dan akan mengusulkan dari kader partainya,” kata Firman.

Sementara itu, Anggota MPR dari Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, mengingatkan, kondolidasi yang dibangun untuk mengejar kekuasaan harus diimbangi dengan nurani dan mendahulukan kepentingan bangsa.

“Jangan hanya kekuasaan. Sah-sah saja partai mengejar kekuasaan, namun harus dibarengi dengan sikap tanggungjawab,” kata Jazuli.

Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, mengatakan, hasil Pemilu 2019 akan menghasilkan koalisi besar. Bila koalisi besar terjadi, maka akan membuat sistem ‘eksekutif heavy’. Dari ‘eksekutif heavy’ inilah membuat apa yang dimaui oleh pemerintah akan diiyakan oleh parlemen.

“Ini pernah terjadi dalam era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” ujarnya. (*)

Berita Terkait

Akhirnya Prabowo Subianto Bertemu dengan Megawati Soekarno Putri, Silaturahmi Idul Fitri 2,5 Jam
Tak Sebut Nama Gibran Rakabuming Raka, Presiden Prabowo Subianto Beri Kode Soal Calon Presiden ke 9
Mensesneg Terima Aspirasi Mahasiwa: Pemerintah Perjuangkan Pendidikan yang Terjangkau
Presiden Prabowo Subianto Beri Tanggapan Terkait Tuntutan Unjuk Rasa Mahasiswa di Kawasan Patung Kuda
Prabowo Subianto di Depan Jokowi Ungkap Dirinya Malu Maju Lagi Kalau Kecewakan Kepercayaan Rakyat
Partai Gerindra Dukung Ketua Umum Prabowo Subianto untuk Calonkan Diri Lagi Sebagai Presiden pada 2029
Megawati Ulang Tahun, Beri Potongan Tumpeng ke Guntur, Boediono, Mahfud MD, dan Ganjar Pranowo
Gibran Rakabuming Raka Batal Hadiri Puncak HUT Ke-65 Ormas MKGR, Ini Penjelasan Ketua Umum Golkar

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 13:34 WIB

Akhirnya Prabowo Subianto Bertemu dengan Megawati Soekarno Putri, Silaturahmi Idul Fitri 2,5 Jam

Rabu, 26 Februari 2025 - 10:54 WIB

Tak Sebut Nama Gibran Rakabuming Raka, Presiden Prabowo Subianto Beri Kode Soal Calon Presiden ke 9

Sabtu, 22 Februari 2025 - 07:29 WIB

Mensesneg Terima Aspirasi Mahasiwa: Pemerintah Perjuangkan Pendidikan yang Terjangkau

Rabu, 19 Februari 2025 - 13:45 WIB

Presiden Prabowo Subianto Beri Tanggapan Terkait Tuntutan Unjuk Rasa Mahasiswa di Kawasan Patung Kuda

Minggu, 16 Februari 2025 - 10:58 WIB

Prabowo Subianto di Depan Jokowi Ungkap Dirinya Malu Maju Lagi Kalau Kecewakan Kepercayaan Rakyat

Berita Terbaru