Adilmakmur.co.id, Kediri — Sandiaga Salahuddin Uno trenyuh mendengar curhatan perani tebu bernama Bambang saat berdialog dan bertemu dengan perwakilan desa sekabupaten Kediri dan petani tebu di Rumah Makan Lanny di Jalan Sukarno Hatta nomor 33 Kediri, Jawa Timur, Kamis (20/12/2018).
Bambang mengeluhkan harga jual yang jatuh karena impor gula. “Kami petani tebu rasanya ingin menangis Pak, tapi ya airmata ini sudah kering. Harga jatuh. Lagi panenkok ya tega impor gula dari negara lain. Apakah mau mematikan petani,” kata Bambang.
BACA JUGA : Sandi Silaturahmi ke Ponpes Al Falah Ploso Kediri
Keluhan yang sama datang dari Maruf. Dia bercerita panen tomatnya yang gagal dan membuat sebagian petani bertambah merana.
Baca Juga:
Inilah Reaksi yang Dilakukan Jepang Setelah Tahu Indonesia Mampu 3 Kali Tanam Padi dalam Setahun
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
KPK Sita 26 Kendaraaan dalam Kasus Korupsi pada Bank BJB, Termasuk 2 Kendaraan Ridwan Kamil
“Jual tomat bikin sakit hati. 70 kilogram hanya dihargai tujuh ribu rupiah pak. Saya harap kalau jadi wapres perbaiki nasib ekonomi petani. Perlu ada Harga Eceran Terendah, sehingga kami tidak rugi pak,” kata Maruf.
Usai curhat, Sandiaga memeluk Maruf. “Sabar ya Pak Maruf,” katanya sambil menepuk-nepuk pria setengah baya tersebut.
Soal tebu Sandi mengaku sudah menandatangani kontrak politik dengan para petani tebu di Lumajang. Ada tujuh permintaan para petani yang harus diselesaikannya jika diberi amanat menjadi pelayan masyarakat Indonesia.
“Saya bacakan lagi kontrak tujuh poin yang diminta para petani tebu untuk dibenahi. Stop impor, memberantas mafia pangan, subsidi pupuk, aat-alat pertanian, revitalisasi pabrik gula plat merah, memberikan kredit lunak dan ringan pada petani tebu, menghapus monopoli penjualan gula serta memperbaiki tata niaga gula. Ini sudah saya tandatangani, In Shaa Allah saya akan penuhi jika amanat diberikan kepada Pak Prabowo dan saya,” terang Sandi.
Baca Juga:
Kejagung Ungkap Kasus Perintangan Penyidikan oleh 2 Advokat dan Direktur JakTV Lewat Narasi Negatif
Inti dari Pembentukan Kopdes Merah Putih adalah Musyawarah Desa Khusus yang Libatkan Semua Elemen
Kepada Maruf, Sandi berjanji akan melaksanakan program sebagaimana yang pernah dilakukannya di DKI dengan food station. Membeli langsung dari petani untuk penyerdehanaan distribusi dan transparan. Sehingga petani dan peternak bisa meningkatkan kesejahteraannya.
“Saya akan terapkan cara yang sama hanya level lnya saja yang kita naikkan secara nasional. Seperti Saat kami menggagas pembelian telur dari Blitar untuk menjaga pasokan agar harga telur di DKI Jakarta kala itu terus stabil dan terjangkau. Pembelian langsung dilakukan PT Tjipinang Food Station. Warga DKI butuh telur 260 ton per hari, 100 tonnya dari Blitar,” papar Sandi. (ver)