Adilmakmur.co.id, Jakarta – Kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik ditambah maraknya pejabat pemerintah terlibat korupsi, membuat semua kebijakan ekonomi runtuh.
Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan, semua program kerja rezim sekarang hanya di atas kertas dan tidak ada hasil konkret.
“Ini semua di atas kertas saja. Diumumin puas sendiri, tapi enggak jalan. Korupsi ini mengangu semua aspek kebijakan runtuh, kacau,” kata Fuad dalam diskusi Rabu Biru bertajuk ‘Menilik Defisit Neraca Perdagangan, Pajak dan Kondisi Bisnis Indonesia’ di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).
Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini memandang, aparat pemerintahan yang seharusnya mengelola kebijakan dengan baik dan menjalankan sesuai janji rezim ini, justru malah sibuk bekerja untuk Pilpres 2019.
Baca Juga:
Inilah Reaksi yang Dilakukan Jepang Setelah Tahu Indonesia Mampu 3 Kali Tanam Padi dalam Setahun
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
KPK Sita 26 Kendaraaan dalam Kasus Korupsi pada Bank BJB, Termasuk 2 Kendaraan Ridwan Kamil
“Aparat-aparat pemerintah ngomong saja, (justru) semakin hari lebih banyak dimanfaatkan dipakai untuk kepetingan praktis penguasa, tidak dipakai untuuk fungsi-fungsi negara dan ngawal untuk pemenangan 2019. Tugas pokoknya mulai terabaikan,” tegas Fuad.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Menko Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin) Kwik Kian Gie mengamini pernyataan Fuad Bawazier. Menurutnya, hingga saat ini korupsi di lingkungan pemerintah justru semakin marak dan berdampak kepada kebijakan ekonomi.
“Yang paling parah adalah korupsi tetapi pencegahannya belum terfikirkan sampai sekarang bagaimana mencegahnya sampai tidak terjadi korupsi itu bagaimana. Itu lah kegagalan dari kebijakan kabinet sekarang, karena kalau dibaca tidak pernah menjawab how, tidak menjawab langkah pertama apa langkah kedua apa (tentang kebijakan),” ungkapnya.
Kwik mengatakan, harapan baru untuk membenahi ekonomi Indonesia ada di pasangan Capres ddan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiag Uno. Jika terpilih nanti, Prabowo-Sandi segera harus melakukan langkah konkret baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kebijakan ekonomi.
Baca Juga:
Kejagung Ungkap Kasus Perintangan Penyidikan oleh 2 Advokat dan Direktur JakTV Lewat Narasi Negatif
Inti dari Pembentukan Kopdes Merah Putih adalah Musyawarah Desa Khusus yang Libatkan Semua Elemen
“Jadi tidak hanya berfikir what to achieve apa yang harus dicapai, tetapi setelah menentukan apa yang harus dicapai harus bisa menjawab bagaimana cara mencapainya step by step-nya gimana,” kata Kwik.
Sementara, pelaku usaha Rifda Ammarina menambahkan, korupsi yang dilakukan pejabat pemerintah dampaknya tida hanya soal kerugian terhadap negara saja, namun lebih dari itu.
“Bayangkan dia berada di posisi sebagai pejabat negara yang bertanggung jawa mensejahterakan rakyat tapi kemudian ia menghianati rakyat. Orang yang di posisi menghianait itu dia against alam raya ini dan itu akhirnya memabwa kesialan,” kata Rifda. (ver)