Kasus Zikria Dzatil, Bukti Kurang Bijaknya Ber-Media Sosial

- Pewarta

Kamis, 6 Februari 2020 - 02:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adilmakmur.co.id, Bogor – Menurut Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor, kasus yang menerpa Zikria Dzatil, perempuan 43 tahun yang menghina Walikota Surabaya akibat postingan facebook-nya, akhirnya ditangkap kepolisian.

Sambil terisak tangis, ibu 3 anak asal Bogor ini mengaku menyesal atas perbuatannya. “Dan meminta maaf kepada Risma sang walikota Surabaya,” katanya ujarannya di media sosial itu hanya sekadar emosi dan terbawa situasi di media sosial.

Yunus menyampaikan rasa prihatin, media sosial lagi-lagi “memakan” korban. Zikria Dzatil, tentu hanya salah satu dari ribuan contoh orang yang gagal ber-media sosial. Bukti rendahnya literasi media sosial di kalangan masyarakat.

“Media sosial dipakai hanya untuk menebar kebencian yang akut, sambil menyebarluaskan berita bohong. Bahkan tidak jarang di dekat kita sekarang, mereka yang masih saja menggunakan media sosial tanpa adab, tanpa etika. Sekali lagi, ini bukti rendahnya literasi media sosial. Sekalipun para pengguna media sosial pasti mengaku berpendidikan,” tandas Yunus.

Selanjutnya, Yunus menjabarkan, agak aneh harusnya. Ibu Zikria Dzatil itu warga Bogor. Tapi berani menghina Walikota Surabaya yang secara geografis tidak ada hubungan dengannya. Konon, dia emosi dan ingin membela Gubernur DKI Jakarta yang juga bukan wilayahnya untuk dibela.

“Jadi, apa sebenarnya yang dibela? Lalu, kenapa pula harus membenci orang lain yang sama sekali tidak dikenalnya? Apa sebenarnya fungsi media sosila buatnya? Mungkin jawabnya, akibat adanya kebencian yang akut terhadap orang lain, atau terhadap keadaan. Lagi-lagi, ini bukti rendahnya literasi media sosial yang terjadi di masyarakat. Itu fakta,” sesal Yunus heran.

Menurutnya, bukan hanya Zikria Dzatil yang harus belajar dari kondisi ini. Namun, semua yang ber-media sosial pun harus mengambil hikmah dari apa yang terjadi. Untuk apa ber-media sosial, bila akhirnya menyengsarakan diri sendiri dan bahkan keluarganya? Apa dalil yang membenarkan kebencian layak diumbar di media sosial? Itulah pentingnya literasi media sosial.

Sungguh, tidak ada urusan siapa membela siapa. Bahkan siapa membenci siapa. Silakan dan itu hak masing-masing. Tapi penting di kedepankan, mengapa kebencian harus diumbar di media sosial? Lalu, mengapa banyak orang gemar menebar kebencian via media sosial? Tanyakan kepada diri sendiri, kenapa dan kenapa?

Literasi media sosial, sejatinya, adalah kesadaran masyarakat untuk memahami fungsi media sosial. Bukan hanya mampu memilih informasi yang baik. Tapi setiap pengguna media sosial pun harus bertanggung jawab secara moral. Media sosial harus melibatkan akal budi pada setiap unggahannya. Tidak cukup hanya akal, tapi budi pekerti atau akhlak pun harus diikutsertakan.

“Sangat dibutuhkan kehati-hatian dalam bermedia sosial. Sehingga jangan ada lagi Zikria Dzatil yang lainnya di masa yang akan datang. Cukuplah media sosial digunakan sebagai alat ekspresi yang berkonten positif. Atau kritikan yang sifatnya membangun dan solutif. Bukan soal remeh-temeh yang akhirnya menjadi “boomerang” bagi penggunanya. Akibat gemar menebar kebencian dan berita bohong di media sosial,” jelas Yunus.

Sebagai pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor, Literasi media sosial sangat penting, Yunus menghimbau, agar tiap unggahan tidak mengundang keributan baru. Atau malah memperkeruh keadaan. Apalagi saat ini, tidak kurang dari 5,5 jam sehari orang Indonesia berselancar di media sosial atau dunia maya.

“Maka literasi media sosial menjadi penting dan harus mampu mendeteksi, pertama, dampak dari unggahan atau postingan. Kedua, apa reaksi pembacanya. Ketiga, mampu mengindari emosi dan sentimen personal dan keempat tetap bersikap empati dan hati-hati terhadap isu yang ditanggapi.

Berangkat dari realitas itu, Syarifudin Yunus mengingatkan bahwa literasi media sosial menjadi penting untuk diprioritaskan. Agar kehidupan berbangsa dan bermasyarakat tidak terkoyak akibat “salah pakai” media sosial. Maka penting dalam literasi media sosial untuk “saring sebelum sharing; gunting sebelum posting,” ujar Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor. Rabu (5/2/2020).

Yunus kembali berpesan, bila dulu ada pepatah “mulutmu harimaumu” maka kini di media sosial ada “jarimu harimaumu”. Maka, perkuatlah literasi media sosial. Agar jangan ada lagi “korban” akibat kecerobohan yang tidak perlu dalam ber-media sosial. Bijaklah ber-media sosial. (kom)

Berita Terkait

Mengenai Penyusunan Kabinet Presiden Terpilih Prabowo, Budiman Sudjatmiko Ungkap Perkembangan Terbaru
Presiden Jokowi Tanggapi Kabar Dirinya Incar Kursi Ketua Umum PDI Perjuangan yang Kini Diduduki Megawati
Kunci Indonesia Siap Hadapi Tantangan, Krisis, dan Ancaman, Prabowo Subianto: Kearifan Para Pemimpin
Partai Golkar Angkat Bicara Terkait Pembentukan Anggota Kabinet Pemerintahan Prabowo – Gibran
Soal Narasi Jokowi Usulkan Mensesneg Pratikno Masuk Kabinet Prabowo – Gibran, Istana Beri Penjelasan
Narasi Presiden Jokowi Terlibat dalam Pengangkatan Menteri Kabinet Prabowo – Gibran, Istana Buka Suara
Partai Persatuan Pembangunan Evaluasi Kinerja Badan Pemenangan Pemilu, Usai Gagal Masuk Senayan
Siapa Calon Gubernur Pilihan Anda? Daftar Provinsi yang Gelar Pilkada Serentak pada 27 November 2024
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 11 April 2024 - 15:13 WIB

Mengenai Penyusunan Kabinet Presiden Terpilih Prabowo, Budiman Sudjatmiko Ungkap Perkembangan Terbaru

Rabu, 3 April 2024 - 13:26 WIB

Presiden Jokowi Tanggapi Kabar Dirinya Incar Kursi Ketua Umum PDI Perjuangan yang Kini Diduduki Megawati

Sabtu, 30 Maret 2024 - 13:28 WIB

Kunci Indonesia Siap Hadapi Tantangan, Krisis, dan Ancaman, Prabowo Subianto: Kearifan Para Pemimpin

Sabtu, 30 Maret 2024 - 11:47 WIB

Partai Golkar Angkat Bicara Terkait Pembentukan Anggota Kabinet Pemerintahan Prabowo – Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 - 11:35 WIB

Soal Narasi Jokowi Usulkan Mensesneg Pratikno Masuk Kabinet Prabowo – Gibran, Istana Beri Penjelasan

Rabu, 27 Maret 2024 - 10:56 WIB

Narasi Presiden Jokowi Terlibat dalam Pengangkatan Menteri Kabinet Prabowo – Gibran, Istana Buka Suara

Senin, 25 Maret 2024 - 10:20 WIB

Partai Persatuan Pembangunan Evaluasi Kinerja Badan Pemenangan Pemilu, Usai Gagal Masuk Senayan

Senin, 11 Maret 2024 - 11:54 WIB

Siapa Calon Gubernur Pilihan Anda? Daftar Provinsi yang Gelar Pilkada Serentak pada 27 November 2024

Berita Terbaru