Adilmakmur.co.id, Jakarta – Di hadapan hampir 5000 mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma), Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menekankan pentingnya kontekstualisasi wawasan kebangsaan bagi kalangan generasi muda sebagai upaya merespon tantangan zaman yang berubah dengan cepat.
“Tantangan bangsa mengalami perubahan. Perang terkini adalah menggunakan model soft power. Cuci otak dengan memanfaatkan lembaga pendidikan, lembaga keagamaan hingga teknologi informasi,” kata Basarah dalam keterangan tertulis MPR, Senin (2/9/2019).
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Unisma Malang Jawa Timur, Minggu (1/9/2019) ini, Basarah menegaskan bahwa di dunia maya bisa dengan mudah ditemukan propaganda nilai-nilai dan budaya asing, mulai dari ekstremisme agama, paham kebebasan, informasi palsu (hoax) hingga ujaran kebencian bisa dengan mudah ditemukan di internet.
Sebagai pengguna internet dan media sosial, tentu saja generasi muda menjadi sangat rentan dan mudah terpapar dengan berbagai propaganda tersebut.
Baca Juga:
Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia
Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
“Tidak jarang generasi muda menelan mentah-mentah informasi tersebut dan turut menyebarkannya, tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi” ujar Basarah yang juga dosen paska sarjana Unisma.
“Nah bagaimana kita menggunakan internet untuk memperkuat wawasan kebangsaan kita? Ini menjadi tantangan kita bersama sebagai sebuah bangsa” ujar Basarah.
Terhadap fenomena tersebut, Perguruan Tinggi menurut Basarah memiliki andil penting dalam membentuk Nation and Character lewat wawasan kebangsaan.
Hal ini bisa dimulai dengan menyiapkan tenaga pendidik yang berkarakter Pancasilais. Pengetahuan yang disampaikan tenaga pendidik akan membentuk pola pikir.
Baca Juga:
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Pola pikir akan membentuk keyakinan dan perilaku. Perilaku yang diulang terus akan menjadi karakter.
Kedua adalah optimalisasi Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Kegiatan Mahasiswa di Perguruan Tinggi.
“Diperlukan dukungan dan peran pemerintah untuk memanfaatkan kerja sama dengan organisasi kemahasiswaan seperti ekstra universitas Kelompok Cipayung untuk terlibat membumikan Pancasila di setiap kampus,” tegas Basarah
Terakhir, Basarah juga mengapresiasi kiprah Unisma dalam lanskap pendidikan nasional. Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (NU) terbesar di Indonesia dinilai mampu memadukan nilai-nilai Islam moderat dengan semangat toleransi dan kebhinekaan.
Baca Juga:
Sebanyak 338 KK Terdampak Banjir Pesawaran, Lampung Akìɓàt Meluapnya Sungai Way Padang Ratu
VIDEO: Hari Kedua Lebaran, Prabowo Subianto Ucapkan Maaf Lahir Batin ke Rekan-rekan Media
“Harapan kita semoga Unisma terus istiqomah menebar Islam damai, mempropagandakan Islam wasathiyyah atau moderat dengan membawa semangat toleransi dan kebhinekaan,” demikian penjelasan Basarah. (jss)