DPD Puji Presiden Jokowi Prioritaskan Bangun Tol Laut

- Pewarta

Kamis, 15 Agustus 2019 - 01:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adilmakmur.co.id, Jakarta – Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono memuji program pemerintah Presiden Joko Widodo yang menerapkan prioritas kebijakan pembangunan di bidang kemaritiman melalui tol laut sebagai poros maritim dunia.

“Kebijakan pembangunan tol laut itu adalah langkah tepat, karena Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia,” kata Nono Sampono pada diskusi “Dialog Kenegaraan: Langkah Demokrasi Republik Indonesia Setelah Usia ke-74” di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Menurut Nono Sampono, dengan potensi kemaritiman yang sangat besar tersebut, pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua terus melanjutkan pembangunan tol laut untuk meningkatkan daya dukung daerah yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

“Saya sebagai pimpinan DPD RI, memuji program pembangunan kemaritiman. Pada pemerintahan sebelumnya, pembangunan kemaritiman ini nisbi tidak disentuh,” ucapnya.

Anggota DPD RI dari provinsi kepulauan Maluku ini menjelaskan, Indonesia secara geografis adalah negara maritim, bahkan negara maritim yang terbesar di dunia, tapi pembangunan di Indonesia dengan pendekatan kontinental.

“Mengandalkan sumber daya alam (SDA) di darat sudah maksimal, sehingga kemaritiman menjadi alternatif dengan mengembangkan ekonomi kreatif. China dan Jepang, sudah membangun sektor maritim dalam menambah penghasilan negara,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Nono juga menyinggung soal perkembangan dunia internasional yang mengarah pada bidang demokrasi, ekonomi, dan pertahanan. Karena itu, menurut Nono, pembangunan Indonesia ke depan juga harus menyesuaikan dengan perkembangan isu internasional, sehingga menjadi relevan.

Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Mardani Ali Sera, mengatakan dalam pandangannya Indonesia membutuhkan minimal tiga syarat untuk maju, yakni konsolidasi demokrasi, stabilitas politik dan keamanan, serta pertumbuhan ekonomin yang berkualitas.

Menurut Mardani, pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, pemerintah harus mampu menurunkan kesenjangan sosial melalui indeks gini rasio. “Gini rasio saat ini sudah menurun dari 0,41 menjadi 0,39. Kedepan harus diturunkan lagi sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan di masyarakat,” katanya. (ibl)

Berita Terkait

Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia
Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham, Eskalasi Geopolitik Iran – Israel
Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
Tim Gabungan Berhasil Temukan 20 Korban dalam Insiden Tanah Longsor Tana Toraja, Sulawesi Selatan
BI Ungkap Alasan Posisi Cadangan Devisa Turun, Termasuk Ketidakpastian Pasar Keuangan Global
Beli Gabah Petani Rp6.000 per Kg, Badan Pangan Nasional Bererlakukan Fleksibilitas Perum Bulog
OJK Sanksi Administratif Terhadap 20 Perusahaan Pembiayaan, 6 Modal Ventura, dan 10 Peer Lending
Diskusi Perlindungan Konsumen: PROPAMI dan OJK Bahas Langkah-langkah Kolaboratif
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 18 April 2024 - 09:02 WIB

Begini Tanggapan Bos Apple Saat Presiden Jokowi Minta Bangun Pabrik Manufaktur Apple di Indonesia

Rabu, 17 April 2024 - 09:31 WIB

Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham, Eskalasi Geopolitik Iran – Israel

Rabu, 17 April 2024 - 08:32 WIB

Sempat Tembus Rp16.000/ Dolar AS, BI Beber Sejumlah Upaya untuk Jaga Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Sabtu, 6 April 2024 - 11:40 WIB

BI Ungkap Alasan Posisi Cadangan Devisa Turun, Termasuk Ketidakpastian Pasar Keuangan Global

Rabu, 3 April 2024 - 10:20 WIB

Beli Gabah Petani Rp6.000 per Kg, Badan Pangan Nasional Bererlakukan Fleksibilitas Perum Bulog

Rabu, 3 April 2024 - 09:05 WIB

OJK Sanksi Administratif Terhadap 20 Perusahaan Pembiayaan, 6 Modal Ventura, dan 10 Peer Lending

Selasa, 5 Maret 2024 - 22:08 WIB

Diskusi Perlindungan Konsumen: PROPAMI dan OJK Bahas Langkah-langkah Kolaboratif

Selasa, 5 Maret 2024 - 16:51 WIB

Calon Presiden Prabowo Subianto Ingin Pemerintahannya Fokus ke Lapangan Kerja dan Efisiensu

Berita Terbaru